Bercita-cita tinggi dan besar
ternyata diajarkan oleh Islam. Dalam Islam, melalui kitab suci dan juga
hadits nabi, digambarkan tentang
kehidupan kelak yang membahagiakan, yaitu kehidupan di surga. Digambarkan
bahwa di surga itu ada rumah yang indah, di bawahnya terdapat sungai yang
mengalir yang tidak pernah putus-putusnya, sejumlah bidadari, dan seterusnya.
Sedemikian indah gambaran kehidupan di akherat itu yang akan diperuntukkan
bagi orang-orang menjadi kekasih Tuhan.
Demikian pula, kebahagiaan juga
bisa diraih di dunia ini. Digambarkan bahwa kehidupan yang membahagiakan di
dunia manakala para penghuninya
berhasil membangun keimanan dan ketaqwaan. Manakala sebuah negeri
dihuni oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa, maka akan dibukakan
pintu berkah baik yang dari langit maupun dari bumi.
Digambarkan bahwa di dunia bisa dibangun negeri yang baik, atau negeri yang
baik dan penuh dengan ampunan.
Tentu, cita-cita berbeda dengan angan-angan. Orang
yang memiliki cita-cita tinggi dan besar selalu berusaha untuk meraihnya.
Cita-cita merupakan kekuatan penggerak bagi penyandangnya. Tanpa cita-cita
orang tidak akan melakukan apa-apa. Cita-cita mirip dengan tujuan, atau
cita-cita itu sendiri adalah tujuan
yang telah dirumuskan. Cita-cita tidak sama dengan angan-angan. Angan-angan
tidak melahirkan apa-apa, dan bahkan dengan angan-angan yang terlalu tinggi
justru membuat seseorang menjadi jengkel atau
hatinya sakit. Oleh karena itu, angan-angan itu harus dihilangkan.
Selama memimpin kampus, saya
selalu mengajak kepada semua pihak, baik anggota pimpinan, dosen,
karyawan, dan mahasiswa agar memiliki
cita-cita besar dan tinggi. Saya
selalu mengatakan bahwa Islam mengajarkan itu semua. Islam memberi petunjuk
dan bahkan menuntun kita agar meraih sesuatu yang terbaik, terbesar,
terindah, gagah, sempurna dan atau kebaikan yang maksimal. Umat Islam harus
selalu berada di depan, menjadi tauladan,
dan terbaik.
Saya selalu mengajak, agar
Islam harus ditampakkan dalam wujud nyata.
Identitas Islam harus terlihat
dari hati para pemeluknya, yaitu
benar, bersih, jujur, ikhlas, sabar dan istiqomah. Keindahan itu juga harus disempurnakan dari penampilan fisiknya, yaitu gagah, maju, hebat terutama dari aspek kualitasnya. Islam membedakan antara dua
jenis kegiatan, yaitu kegiatan mengingat Allah atau berdzikir dan bekerja
selain itu. Dalam hgal berdzikir,
diingatkan agar dilakukan sebanyak-banyaknya. Sebaliknya, tatkala bekerja
harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Dalam Islam diajarkan konsep ikhsan,
yaitu pilihan terbaik. Alternatif yang terbaik itulah yang seharusnya
dipilih.
Bermodalkan kekuatan cita-cita
yang selalu saya kobarkan itu ternyata membuahkan hasil. Semangat berjuang
dan sekaligus berkorban, --------saya rasakan, selalu mewarnai kehidupan
warga kampus sehar-hari. Saya melihat bahwa dengan menyandang cita-cita itu,
maka rupanya mereka memiliki pandangan ke depan secara jelas. Kegiatan mereka sehari-hari terfokus pada
pencapaian cita-citanya itu. Selain
kerja keras, mereka kemudian juga merasakan betapa pentingnya teman, sahabat,
sesama dosen, karyawan, mahasiswa, dan bahkan juga orang lain.
Sikap atau cara pandang positif
tersebut di atas tumbuh dan berkembang oleh karena menyadari, bahwa
cita-citanya itu hanya akan bisa diraih, manakala dilakukan secara
bersama-sama. Membangun kampus yang
sebenarnya pada awalnya hanya bermodalkan cita-cita itu, berhasil melahirkan semangat dan suasana batin seperti selalu dalam keadaan
berkompetisi, bertanding, dan bahkan berperang untuk meraih kemenangan. Dari
sana muncul kebersamaan, kerja keras,
pengorbanan, keikhlasan, mengedepankan tujuan-tujuan jangka panjang,
menghindari jebakan jangka pendek dan
sempit, pribadi, dan sederhana.
Islam mengajarkan agar setiap
orang memiliki cita-cita dan upaya meraihnya. Dan, memang ternyata benar,
bahwa cita-cita menjadi kekuatan yang luar biasa. Umat dan bangsa ini selalu
memerlukan rumusan cita-cita secara
jelas dan selalu dikobarkan secara terus menerus. Maka, kiranya tugas
pemimpin yang cukup penting dan oleh karena itu harus dilakukan adalah membangun cita-cita bersama yang
tinggi dan besar itu. Wallahu a’lam.
|
Selasa, 27 Agustus 2013
Menggerakkan Jiwa dengan Cita-Cita Tinggi dan Besar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar