Makna Cita-Cita
Apa
itu makna cita-cita?
cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia atau bisa juga diartikan bahwa Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya,cita-cita itu adalah tujuan hidup.Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya.Keberanian kita mengambil resiko hari ini bisa jadi menjadi kesuksesan tak terduga di masa depan kita.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan dan perbedaan antara satu dengan yang lainya. Dari keunikan keunikan dan perbedaan perbedaan tersebut manusia mempunyai cita cita yang berbeda beda juga. Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai cita-cita yang didambakannya yang menjadi impian dan tujuan masing masing. Dalam mencapai cita-citanya dan tujuanya, manusia tidak akan mampu hidup secara individu/sendiri. Dalam segala aspek, manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan dan hubungan dengan manusia yang lain. Manusia hidup secara tolong menolong, saling membutuhkan.Cita-cita tersebut merupakan keinginan dan tujuan yang ingin dicapai oeh manusia sebagai sebuah harapan. Dalam mewujudkan cita-citanya manusia tersebut, pasti terhalang oleh suatu masalah-masalah yang dapat menggagu dan menghambat terwujudnya dan tercapainya cita-cita tersebut. dari masalah masalah itu manusia akan mendapatkan banyak hikmah dan pengalaman yang bisa digunakan dalam kehidupan yang akan datang. Apabila manusia tersebut tidak belajar pada masalah yang datang, maka proses pencapaian cita-cita akan berlangsung lama bahkan tidak tercapai sama sekali. Setiap manusia dituntut berusaha sendiri untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya.dari masalah masalah itu juga akan diuji kesabaran manusia atas apa yang di inginkanya. selain berusaha secara fisik,manusia juga harus berdoa kepada tuhan yang telah menciptakan kita . dalam berdoa kita hendaklah berdoa yang baik,dengan agama dan kepercayaan apa yang kita anut. Semua ini dilakukan agar tercapai antara keselarasan hidup di dunia maupun di akhirat. Cita cita tidak akan tercapai kalau kita tidak mau berusaha untuk mencapainya dengan usaha keras. Untuk menggapai cita-cita, harus diiringi tekad kuat dan tidak mudah untuk menyerah serta tidak mudah putus asa. Maka manusia dituntut menjadi pribadi yang selalu berusaha demi tercapainya cita-cita hidup. Manusia haruslah berusaha mencari peluang-peluang untuk mencapai cita-citanya dan tujuanya demi apa yang dia inginkan dimasa yang akan datang.Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
jadi menurut kesimpulan saya antara manusia,cita-cita dan tuhan sangatlah terkait dan tidak bisa di pisahkan. manusia sebagai sebagai mahluk sosial saling membutuhkan dengan yang lainya ,dalam proses perjalanannya manusia pasti memiliki cita cita dan tujuan . untuk melakukan perwujudan cita cita tersebut manusia berdoa dan meminta kepada tuhan tapi harus di sertai dengan usaha dan kerja keras dalam mencapi tujuannya,selama dalam usaha mencapai cita cita pasti dihadapkan pada haangan dan hambatan,halangan dan hambatan tersebut menjadi ujian bagi manusia yang akan menjadikan manusia menjadi lebih kuat dalam menghadapai kehidupan di dinia ini.
cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia atau bisa juga diartikan bahwa Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya,cita-cita itu adalah tujuan hidup.Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya.Keberanian kita mengambil resiko hari ini bisa jadi menjadi kesuksesan tak terduga di masa depan kita.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan dan perbedaan antara satu dengan yang lainya. Dari keunikan keunikan dan perbedaan perbedaan tersebut manusia mempunyai cita cita yang berbeda beda juga. Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai cita-cita yang didambakannya yang menjadi impian dan tujuan masing masing. Dalam mencapai cita-citanya dan tujuanya, manusia tidak akan mampu hidup secara individu/sendiri. Dalam segala aspek, manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan dan hubungan dengan manusia yang lain. Manusia hidup secara tolong menolong, saling membutuhkan.Cita-cita tersebut merupakan keinginan dan tujuan yang ingin dicapai oeh manusia sebagai sebuah harapan. Dalam mewujudkan cita-citanya manusia tersebut, pasti terhalang oleh suatu masalah-masalah yang dapat menggagu dan menghambat terwujudnya dan tercapainya cita-cita tersebut. dari masalah masalah itu manusia akan mendapatkan banyak hikmah dan pengalaman yang bisa digunakan dalam kehidupan yang akan datang. Apabila manusia tersebut tidak belajar pada masalah yang datang, maka proses pencapaian cita-cita akan berlangsung lama bahkan tidak tercapai sama sekali. Setiap manusia dituntut berusaha sendiri untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya.dari masalah masalah itu juga akan diuji kesabaran manusia atas apa yang di inginkanya. selain berusaha secara fisik,manusia juga harus berdoa kepada tuhan yang telah menciptakan kita . dalam berdoa kita hendaklah berdoa yang baik,dengan agama dan kepercayaan apa yang kita anut. Semua ini dilakukan agar tercapai antara keselarasan hidup di dunia maupun di akhirat. Cita cita tidak akan tercapai kalau kita tidak mau berusaha untuk mencapainya dengan usaha keras. Untuk menggapai cita-cita, harus diiringi tekad kuat dan tidak mudah untuk menyerah serta tidak mudah putus asa. Maka manusia dituntut menjadi pribadi yang selalu berusaha demi tercapainya cita-cita hidup. Manusia haruslah berusaha mencari peluang-peluang untuk mencapai cita-citanya dan tujuanya demi apa yang dia inginkan dimasa yang akan datang.Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
jadi menurut kesimpulan saya antara manusia,cita-cita dan tuhan sangatlah terkait dan tidak bisa di pisahkan. manusia sebagai sebagai mahluk sosial saling membutuhkan dengan yang lainya ,dalam proses perjalanannya manusia pasti memiliki cita cita dan tujuan . untuk melakukan perwujudan cita cita tersebut manusia berdoa dan meminta kepada tuhan tapi harus di sertai dengan usaha dan kerja keras dalam mencapi tujuannya,selama dalam usaha mencapai cita cita pasti dihadapkan pada haangan dan hambatan,halangan dan hambatan tersebut menjadi ujian bagi manusia yang akan menjadikan manusia menjadi lebih kuat dalam menghadapai kehidupan di dinia ini.
makna cita-cita dalam kehidupan
Bila
ada cita-cita maka siapapun akan menjadi luar biasa. Bila ada keberanian pasti
ada kemukjizatan. Demikian Sang Guru berkata.
kalian
semua pasti mempunyai cita cita kan ? hmmm.... jadi ingat waktu saya masih
duduk di bangku TK. “anak anak cita cita kalian
ingin menjadi apa ?” kata ibu
guru yang cantik
.
“jadi dokter bu.. “ “polisi bu guru..” “jadi pilot.. “ dan saya pun menjawab “ingin jadi ultraman
bu”. Si bu guru yang cantik hanya tersenyum.
Cita
cita saya waktu TK ingin menjadi ultraman, karena pikiran saya waktu kecil jadi
ultraman itu menyenangkan, bisa menjadi pahlawan yang melindungi bumi
. Seperti itulah imajinasi saya waktu masih TK karena
kebanyakan nonton film ultraman di TV hehehe...
Tp itu kan cita cita waktu saya masih TK sekarang gak dong. .
Cita
cita saya sekarang ingin menjadi seorang forografer pfofessional
.
Kembali
ke topik, Cita cita merupakan sebuah ambisi yang ingin kita capai dalam hidup kita. Begitu pentingnya sebuah
cita-cita dalam kehidupan kita Karena cita-cita merupakan kompas bagi
kehidupan.
Dengan
adanya cita-cita yang kuat secara tidak langsung seseorang terlatih mental
untuk melawan segala hambatan, misalnya melawan
rasa malas.
Cita-cita
menjadi sebuah tujuan seseorang yang harus dia kejar. Seiring dengan adanya
cita-cita yang kuat tersebut, seseorang akan berusaha meningkatkan kemampuannya
agar cita-citanya bisa tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal
yang menunjung cita-cita tersebut. Misalnya seseorang ingin menjadi seorang dokter, berarti dia
harus banyak belajar biologi dan pelajaran IPA lainnya hingga benar-benar
menguasai.
Dengan mempunyai cita cita hidup kita terasa lebih
bermakna karena kita bisa merasakan indahnya perjuangan hidup.
Dan
yang paling penting apapun cita cita kalian, tetaplah berusaha mengejar cita
cita tersebut. Dan jangan lupa di iringi dengan berdo’a kepada Tuhan yang maha
esa
.(berani bercita-cita)
CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran.
Itu semua merupakan yang harus diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Apabila
cita-cita itu tidak bisa terpenuhi, maka cita-cita itu sendiri di sebut dengan
angan-angan.
Diantara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang
sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Ada 3 faktor yang mempengaruhi
untuk mencapai cita-cita tersebut, yaitu :
1.
Faktor Manusia, tergantung dari dirinya sendiri apa dia mau mencapai
cita-citanya atau tidak. Dan harus dilakukan dengan usaha nya sendiri.
2.
Faktor kondisi, sesuai kondisi yang sedang dia rasakan. Apa dia bisa menempati
sesuai kondisi yang dia alami atau tidak.
3.
Faktor tingginya cita-cita, semakin tinggi cita-cita kita semakin besar pula
usaha yang harus kita lakukan tergantung apa cita-cita yang kita inginkan.
(Benhova, 2013)
Hibur Dunia : Saya teringat beberapa pesan dari guru SD,
beliau berpesan "Gantungkan cita-citamu setinggi langit"
dan "Kejarlah cita-citamu sampai ke negeri Cina". Saat
itu umur saya masih delapan tahun, saya tidak mengerti apa itu cita-cita, dan
untuk apa cita-cita itu dikejar. Kadang saya bertanya, kenapa sih orang-orang
dewasa itu selalu menanyakan, "Rief, Nanti kalo udah besar kamu mau jadi
apa?".
Saya dengan polos menjawab "Jadi Pilot", Padahal saya tidak tahu apa itu pilot dan seperti apa jadi seorang pilot. Yang saya tahu pilot itu yang menyetir pesawat terbang.
Saya dengan polos menjawab "Jadi Pilot", Padahal saya tidak tahu apa itu pilot dan seperti apa jadi seorang pilot. Yang saya tahu pilot itu yang menyetir pesawat terbang.
Tahukah Anda alasan kenapa guru dan orang-orang dewasa selalu membahas tentang cita-cita kepada anaknya?. Sebenarnya dibalik kata cita-cita tersirat makna dan tujuan yang sangat berharga. Mereka bermaksud untuk membangun mental, niat, dan arah/tujuan sang anak. Sekarang saya menyadari bahwa dengan memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat, alam bawah sadar kita akan terus menuntun untuk berjalan ke arah cita-cita tersebut dan membantu kita melawan segala hambatan yang menghadang.
Memang menjadi suatu keharusan orang tua atau guru untuk membangun cita-cita sang anak sejak dini. Jangan lupa, orang tua juga harus mampu menyeseuaikan bakat dan minat anak agar dia senang mengejar cita-citanya. Dan yang terpenting, Anda sebagai orang tua juga harus mampu menjelaskan apa cita-cita itu kepada anak Anda.
Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita
yang kuat sejak dini adalah :
Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas
Hal ini sudah jelas,
dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia
jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan
segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin
untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang
mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita,
disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke
jalur yang seharusnya.
Mental dan niat semakin terasah
Dengan adanya
cita-cita yang kuat, mental untuk melawan segala hambatan akan terasah,
misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain Game akan teratasi. Hal
ini biasa melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi jika
anak sudah tahu bahwa semua itu hanya akan menghambat niatnya mengejar
cita-cita.
Terus Belajar dan Berlatih
Cita-cita menjadi
sebuah tujuan anak yang harus dia kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang
kuat tersebut, anak akan berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-citanya
bisa tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung
cita-cita tersebut. Misalnya anak ingin menjadi seorang dokter, berarti dia
harus banyak belajar biologi dan pelajaran IPA lainnya hingga benar-benar
menguasai.
Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan, artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman belaka. Saat ini saya menyadari bahwa, dengan mempunyai cita-cita yang kuat, kita akan tahu arah jalan hidup kita dan berusaha menghindari segala godaan yang bisa merusak jalannya. Dan dengan itu, kita akan menjadi orang yang sukses, walau nantinya tidak sesuai dengan cita-cita yang kita idamkan semaca kecil dulu.
Sama halnya dengan saya, semasa kecil saya mengindamkan jadi pilot yang kemudian bercita-cita menjadi dokter, namun akhirnya saya menjadi seorang pengawal keuanganan Negara. Tapi itu tidak buruk, karena meraih pekerjaan seperti itu merupakan sebuah kesuksesan yang luar biasa buat saya. Semoga hal ini juga bermanfaat buat Anda dan kesuksesan anak Anda kelak. Terima kasih.
Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan, artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman belaka. Saat ini saya menyadari bahwa, dengan mempunyai cita-cita yang kuat, kita akan tahu arah jalan hidup kita dan berusaha menghindari segala godaan yang bisa merusak jalannya. Dan dengan itu, kita akan menjadi orang yang sukses, walau nantinya tidak sesuai dengan cita-cita yang kita idamkan semaca kecil dulu.
Sama halnya dengan saya, semasa kecil saya mengindamkan jadi pilot yang kemudian bercita-cita menjadi dokter, namun akhirnya saya menjadi seorang pengawal keuanganan Negara. Tapi itu tidak buruk, karena meraih pekerjaan seperti itu merupakan sebuah kesuksesan yang luar biasa buat saya. Semoga hal ini juga bermanfaat buat Anda dan kesuksesan anak Anda kelak. Terima kasih.
Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa
depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi
sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang
menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang
dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas
dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator
pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia
adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk
melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari
pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya.
Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan
tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya,
cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang
tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumah pun.
Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi di mana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga.
Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutuipi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),
spidol (pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambil oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi. Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya. Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.
Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumah pun.
Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi di mana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga.
Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutuipi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),
spidol (pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambil oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi. Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya. Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.
Terkadang
saya bertanya kepada diri sendiri serta rekan yang lain, tentang mau dijadikan
seperti apa diri kita di masa depan nanti? Kalau boleh memilih,
sudah tentu kita akan lebih memilih untuk menjadi orang sukses, iya kan?
Kalau memang seperti itu, tapi kenapa sepertinya kita tidak ada usaha
untuk meraih cita-cita sebagai orang sukses? Ini justru aneh kan?
Seharusnya
kita bisa menyadari tentang arti sebenarnya dari meraih cita-cita, karena kita
hanyalah manusia biasa yang mana memang hanya diberikan satu kesempatan untuk
menjalani kehidupan. Dari kesempatan untuk bisa hidup yang telah
diberikan kepada kita ini, apakah lantas kita akan menyia-nyakannya begitu
saja?
“Hidup
enggan mati pun tak mau” suatu istilah yang mungkin bisa menggambarkan kondisi
dari mereka-mereka yang tidak pernah mau meraih cita-cita. Hidup semacam itu
hanya berisi kebosanan dalam kesehariannya, tidak ada ambisi untuk meraih cita-cita, hidup mereka mengalir seperti air tanpa
tujuan yang jelas. Mereka hanya mengikuti arus kehidupan, bukan kah sangat
membosankan hidup semacam itu?
Ingatlah
kita hidup di dunia ini hanya sekali, jangan sampai kita meninggalkan dunia ini
tanpa bisa mendapatkan suatu prestasi apapun. Orang yang tidak memiliki ambisi untuk
meraih cita-cita adalah orang yang hanya hidup untuk menunggu mati, apa
tidak sia-sia kehidupan seperti itu?
Ada
alasan tertentu kenapa pada waktu kita kecil dulu suka ditanya, “Kalau sudah
besar nanti, apa cita-citamu?”. Karena begitu polosnya kita pada waktu itu,
mungkin kebanyakan akan menjawab untuk bercita-cita sebagai seorang dokter,
pilot, tentara, atau terkadang ada saja yang menjawab dengan kepolosannya itu
kalau dia ingin masuk surga.
Dan
karena ketidak tahuan dari kita dengan maksud yang sebenarnya dari pertanyaan
cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab pada waktu itu seakan tidak bisa
mempengaruhi pikiran kita untuk meraih cita-cita itu. Seharusnya kita sadar
untuk apa kita berusaha meraih cita-cita yang pernah kita ucapkan pada
waktu kecil dulu, dengan begitu motivasi di dalam pikiran kita akan tumbuh.
Cita-cita
yang pernah kita sebutkan dulu bukanlah suatu hal yang bisa kita sepelekan,
kenapa? Karena yang namanya cita-cita adalah suatu motivasi sekaligus doa
harapan bagi kita untuk menuju kehidupan masa depan yang terarah, karena jika
kita mau berusaha untuk meraih cita-cita itu maka kita sudah memiliki jalur
kesuksesan sendiri.
Menjalani
kehidupan janganlah seperti air yang mengalir, meski mereka menuju satu tujuan
tapi jalur mereka sangatlah tidak jelas. Mungkin saja air yang mengalir ini
harus melewati berbagai tempat yang menjijikkan, apakah kita mau menjalani
kehidupan semacam itu?
Maka
dari itu, tentukan dan berusaha untuk meraih cita-cita mulai dari sekarang
adalah hal yang sudah seharusnya kita lakukan untuk menuju kehidupan yang
lebih baik di masa depan nanti. Meski jalurnya tidak mudah untuk dilewati,
tapi selama kita tahu jalan-jalan yang harus dilalui maka kita tidak perlu
untuk melewati jalur yang tidak kita inginkan seperti ilustrasi air tadi, dan
itulah gunanya meraih cita-cita.
NB:
Anda suka dengan
artikel Meraih Cita-cita, Hidup Lebih Berarti di Masa Depan Nanti
tersebut? Kalau suka, Anda bisa membagikannya kepada teman-teman Anda
menggunakan berbagai fasilitas berikut ini:
Konon ada cerita, dimana terdapat 2 orang yang sekarat dan
diprediksi akan meninggal dalam waktu dekat. Satu-satunya jalan untuk mencoba
usaha penyembuhan adalah dengan melakukan operasi yang kemungkinan berhasilnya
sangatlah kecil. Walaupun, kondisi kedua pasien, bisa dikatakan tidak jauh
berbeda (dengan kata lain kedua pasien tidak memiliki harapan hidup yang lebih
besar dari yang lain), ditangani oleh dokter dan rumah sakit yang sama dengan
fasilitas dan alat pendukung operasi yang juga sama, ternyata salah satu pasien
dapat melewati operasi dengan sukses dan lolos dari kematian
sementara yang satunya meninggal ketika menjalani operasi.
Tahukah teman, apa penyebab kematian salah satu pasien tersebut? Di
luar konteks bahwa itu adalah takdir, satu hal yang menarik adalah ternyata
pasien yang selamat dari kematian tersebut ternyata memiliki motivasi untuk
hidup yang sangat besar dari dalam dirinya. Bahwa ia tidak ingin meninggal di
kamar operasi itu, masih banyak yang ingin ia lakukan, masih banyak perkerjaan
yang belum ia selesaikan dan masih banyak orang yang menunggu dan mengharapkan
kehadirannya di dunia. Bahwa dunia masih membutuhkannya dan pasien itu sendiri
merasa tugasnya di dunia beluim selesai.
Sementara, pasien yang malang satunya, saat ia hidup tidak pernah
memiliki semangat untuk berkarya. Ia merasa kehadirannya di dunia tidak ada
artinya karena ia memang tidak membuat dirinya berarti. Dunia tidak
membutuhkannya dan ia tidak pernah berusaha membuat kehadirannya di dunia
menjadi berguna. Diceritakan pula, bahwa cita-cita, mimpi dan tujuan hidup
pasien yang selamat itulah yang membuat dia bertahan melalui operasi yang
sangat berisiko tersebut. Bahwa, harapan dan cita-citanya mampu untuk
mengalahkan takdir sehingga ia masih bisa diberi kesempatan untuk hidup,
menyelesaikan apa yang telah ia mulai.
Mungkin cerita di atas tampak hiperbolis, tapi apa yang bisa kita
tangkap adalah harapan dan tujuan hiduplah yang mampu mendorong kita untuk
terus bertahan, melewati setiap persoalan, rintangan, onak dan kerikil
tajam yang kerap menghalangi jalan kita. Karena di ujung sana, kita melihat
cahaya harapan telah menanti. Tak peduli betapa jalan ini begitu berliku,
betapa sakit dan lelah raga ini berjuang namun karena kita punya sesatu yang
hendak kita raih dan kita begitu menginginkanya maka semua luka, sakit
dan lelah seakan tak pernah ada.
Karena itulah kawan, bukan besok, lusa atau minggu depan, bulan
depan atau bahkan tahun depan, tapi sekarang, saat inilah kita akan berpikir
tentang cita-cita, berpikir tentang apa yang aku mau, ingin menjadi apa dan
siapa aku nantinya. Ingin dikenang sebagai siapa aku, ketika telah
meninggalkan dunia ini. Apa yang ingin kuberikan pada diriku, keluargaku,
lingkunganku, negaraku. Jejak apa yang akan kutinggalkan sebagai pertanda bahwa
aku pernah ada. Mulai detik inilah, kita akan merancang peta hidup kita,
menentukan kemana arah hidup ini akan kita bawa. Karena kita tidak pernah tahu
kapan nyawa ini akan diambil Pemiliknya. Satu-satunya yang bisa kita lakukan
adalah berencana karena dengan itu kita punya arah. Karena dengan rencana hidup
itulah kita akan memetakan nikmat umur yang diberikan Sang Maha Kuasa. Bercita-citalah
kawan, karena dengan begitulah masa depanmu dibentuk.
Bersyukur dengan Hidup yang telah dianugerahkan
kepada kita
Bersyukur dalam Hidup
dan mengingat segala Anugrah yang telah di berikan TUHAN kepada kita akan
membuat Hidup terasa ringan tuk dijalani.
Renungkanlah hal ini sob.,
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke pangkuan-Nya.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak- anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak tetapi tidak mendapatkannya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, ingatlah akan gelandangan yang tinggal dijalanan.
Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh, ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.
Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.
Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyum di wajahmu dan berterimakasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Renungkanlah hal ini sob.,
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke pangkuan-Nya.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak- anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak tetapi tidak mendapatkannya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, ingatlah akan gelandangan yang tinggal dijalanan.
Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh, ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.
Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.
Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyum di wajahmu dan berterimakasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.